PUBLIKASI

DILEMA KUDET

Oleh Husna

DILEMA KUDET

Di zaman modern dengan tehnologi yang semakin canggih ini, ada dampak besar yang harus dirasakan oleh sebagian guru, yaitu dilema KUDET (Kurang Update). Kurang Update (KUDET) adalah sebuah fenomena yang dialami oleh guru disebabkan alasan banyaknya tugas administrasi yang harus diselesaikan. Aktifitas yang padat disebabkan kegiatan belajar mengajar, menjadi alasan penyebab KUDET.  Guru mengeluh tidak memiliki waktu yang cukup untuk belajar TIK. Membuka laptop saja tidak sempat, apalagi belajar internet serta aplikasi-aplikasi yang semakin menjamur. Terlepas dari itu semua, dilema kudet rata-rata dialami oleh guru yang lahir di tahun 70-an ke atas.

Menteri Riset,Tehnologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menyebutkan bahwa “di era sekarang ini guru tidak boleh ketinggalan dalam menguasai teknologi yang mendukung literasi. Apabila seorang guru tidak mengetahui teknologi, ia pasti akan kalah dengan muridnya”. Guru harus mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Profesionalisme adalah kunci keberhasilan guru. Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai apabila guru  kurang update:

  1. Guru yang gaptek (gagap teknologi) akan menurunkan derajat kredibilitasnya di hadapan para muridnya. Murid cenderung bersikap underestimate, seolah-olah guru adalah orang dungu di tengah dunia metropolitan.
  2. Guru yang kurang update akan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Guru KUDET terpaksa harus membayar tenaga profesional dalam menyelesaikan tanggung jawabnya. Ironis jika guru profesional ternyata tidak profesional.
  3. Guru KUDET juling terhadap teknologi, menyebabkan terhambatnya kegiatan pengembangan diri terutama  dalam menggali potensi diri dan potensi muridnya.
  4. Proses belajar mengajar yang berlangsung akan hambar dan membosankan karena bersifat monoton dan tidak kreatif.

Sudah saatnya guru keluar dari dilema KUDET. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi dilema ini adalah:

  1. Seorang guru harus lebih pintar dari pada muridnya. Caranya guru harus mampu update dalam segala bidang. Guru harus menanamkan dalam persepsinya bahwa Teknologi Informasi dan Kumunikasi bukanlah sebuah momok yang menakutkan.
  2. Guru merupakan panutan bagi murid. Apabila guru tidak bersemangat dalam meningkatkan potensi, jangan berharap banyak karena muridpun akan kurang termotivasi.  Jangan menjadi guru yang kalah dengan tehnologi mengingat sumber belajar saat ini mayoritas berada di dunia maya.
  3. Pepatah mengatakan “Anakmu bukan hidup di zaman mu, mereka tidaklah sama dengan mu.” Tugas guru yang profesional adalah mengikuti perkembangan zaman, mengimbangi dirinya sesuai kebutuhan dunia pendidikan.
  4. Para guru harus banyak belajar mengenal peralatan serba digital. Bagaimana mungkin murid digital diajar oleh guru gagap tehnologi. Dalam hal ini guru harus mampu mengontrol murid yang sering mamasuki dunia maya dari bahayanya cyber crime, pornografi dan addicted (kecanduan).
  5. Guru yang update adalah sosok guru yang serba bisa, sekaligus memiliki kewibawaan yang tinggi di hadapan murid-muridnya.
  6. Dilema kudet akan akan selesai apabila guru bersedia belajar secara privat atau klasikal. Jangan berhenti sampai dilema KUDET  berubah menjadi kecerdasan UPDATE.

Demikianlah beberapa hal yang dapat diupayakan oleh guru untuk mengatasi dilema KUDET. Dengan berusaha dan berdoa dilema ini akan tergantikan menjadi hal yang membanggakan. Jangan lupa juga bacalah AL-Quran selepas Magrib dan Subuh. Membaca  Al Quran dapat  mencerdaskan otak, dan dapat mempertajam proses mengubah diri menjadi sosok yang cerdas bagi dirinya maupun orang-orang di sekitarnya.

Penulis:
Husna (Guru Kelas di MIN 7 Kota Banda Aceh)

Artikel Terkait

Back to top button