30 orang siswa dalam satu kelas, berapa orang yang memiliki hobby membaca? Berapa orang yang hobby mengoleksi buku? “Tingkat minat baca yang rendah”, menjadi salah satu slogan masalah pendidikan saat ini. Salah satu penyakit kronis siswa di negeri kita adalah malas membaca atau enggan meluangkan waktu buat membaca. Banyak siswa tidak terbiasa membaca buku. Terbiasa saja tidak, apalagi menyukainya.
Berkembangnya medsos memang membawa dampak positif terhadap minat membaca. Minimal setiap hari ada yang dibaca, mulai dari status teman yang galau sampai HTT (hoax Tingkat tinggi). Namun apa tujuan membaca sebenarnya?
Membaca atau kebiasaan berliterasi pada haekatnya bertujuan memperluas wawasan dan menambah pengetahuan. Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kita berharap sarana literasi makin bertambah, potensi diri semakin berkembang.Literasi berasal dari bahasa Latin “literatus” yang mempunyai makna “orang yang belajar”. Kata “literatus” kemudian diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “literasi”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, “literasi” bermakna penggunaan huruf untuk merepresentasikan bunyi atau kata, atau kemampuan menulis dan membaca (https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Literasi).
Secara istilah, literasi adalah kemampuan seseorang dalam penggunaan potensi diri untuk memahami segala informasi/pengetahuan pada saat yang bersangkutan melakukan aktivitas membaca dan menulis, apapun yang dibaca dan ditulis. Dengan kata lain, literasi adalah seperangkat keterampilan dan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung, serta memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari (https://www.maxmanroe.com).
Ayat-ayat Alquran yang pertama sekali diturunkan mengandung perintah literasi (Q.S. Al-Alaq, ayat: 1-5). Pada bagian lain, sangat banyak ayat-ayat Alquran yang memerintahkan untuk mempelajari ciptaaan Allah, baik di darat, lautan, bahkan udara. Literasi dalam bentuk membaca dan menulis ini adalah bagian dari syariat Islam.
Namun, kita sedih saat mengamati aktivitas literasi pada sekolah-sekolah di Aceh. Literasi kurang diminati, bukan saja oleh siswa tapi juga oleh guru. Umumnya siswa hanya membaca dan menulis pada saat diperintahkan guru dalam kelas. Melalui tulisan ini saya hendak menawarkan solusi guna menghidupkan aktivitas literasi di sekolah, terutama di tingkat SD/ MI. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah:
1. Lengkapi buku di pustaka, ajak siswa-siswi mengunjunginya
Perpustakaan sekolah perlu dilengkapi berbagai buku, termasuk buku-buku cerita yang ringan yang diminati siswa-siswi. Siswa-siswi perlu diajak untuk masuk pustaka di waktu luang.
2. Promosi gerakan gemar membaca
Cara untuk melakukan promosi dapat bekerjasama dengan pihak sekolah atau pihak perpustakaan yang berada di sekitar sekolah,seperti perpustakaan kelurahan,perpustakaan universitas,perpustakaan wilayah dan lainnya.Akan lebih baik jika kepala sekolah dan guru beserta warga sekolah menjadi orang perdana yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolah.
3. Buat baliho/spanduk yang berisi seruan rajin membaca
Siswa akan lebih termotivasi akan gemar membaca dengan seringnya membaca baliho/spanduk yang berisikan ajakan membaca yang ditempelkan di sekitar sekolah.Misalnya ”Rajin Membaca Membuka Cakrawala” ,”Ingin Jadi Juara Kelas,Banyaklah Membaca” ,”One Day One Book” ,Tiada Hari Tanpa Bacaan” .Slogan –slogan tersebut akan membuat siswa-siswi tertarik untuk mencintai dan mendalami isi buku.
4. Buat majalah dinding
Sekolah-sekolah perlu menyiapkan majalah dinding sebagai wadah bagi siswa-siswi menempelkan karya tulisnya. Majalah dinding ini setiap minggu diisi dengan materi-materi baru yang merupakan karya tulis siswa-siswi. Karya tulis siswa-siswi ini akan memotivasi teman-temannya untuksenang membaca buku.
5. Rutin beri PR mengarang
Guru harus sering memberikan Pekerjaan Rumah (PR) mengarang kepada siswa-siswi .Sebelum memberi PR mengarang, kepada mereka diceritakan kisah tertentu dan sang siswa-siswi menulisnya saat ada di rumah.
6. Memberikan reward/penghargaan untuk mereka yang rajin membaca
Pihak sekolah membuat kebijakan untuk memberikan reward /penghargaan dalam bentuk hadiah kepada siswa yang paling sering mengunjungi perpustakaan ,sering meminjam buku di perpustakaan dan rajin membaca buku di perpustakaan.Pemberian hadiah dapat dilakukan dalam bentuk soal quis atau sinopsis terhadap apa yang sudah dibaca, tentunya pihak sekolah menentukan syarat dan ketentuan dalam perolehan reward/penghargaan ini.
Kuncinya adalah aktivitas literasi harus dibiasakan dan dihidupkan di kalangan siswa-siswi saat masih di bangku MI/SD. Upaya menghidupkan aktivitas literasi di sekolah membutuhkan keterlibatan banyak pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pemerintah daerah, agar terpadu dan mudah mencapai target.
Penulis:
Sriyanti, SPd.I (Guru MIN 11 Banda Aceh)